RISALAH PUASA


MUQADDIMAH
-------------

Kata "puasa" atau poso/ pasa merupakan terjemahan dari kata Ash-shiyam atau Ash-Shaum (الصيام / الصوم). Keduanya adalah bentuk masdar (gerund) dari kata kerja "shama - yashumu" (صام - يصوم). "Shama" ; fi'il madhi (kata kerja untuk masa lalu), dan "yashumu"; fi'il mudhari' (kata kerja untuk masa sekarang dan akan datang).

Secara bahasa, kata الصيام / الصوم (ash-shiyam atau ash-shaum) bermakna menahan diri dari melakukan sesuatu, baik bicara atau makan-minum. Seperti puasa bicara yang pernah dilakukan oleh Siti Maryam AS. Allah SWT berfirman: 
اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا  
"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini." (QS. Maryam: 26)

Sedangkan makna puasa (ash-shaum) menurut agama (syara') adalah  menahan diri dari segala yang dilarang (membatalkan) dengan niat tertentu sejak terbit fajar (shubuh)  sampai terbenam matahari (maghrib) dan dikerjakan oleh seorang muslim / muslimah yang berakal serta bersih dari haidh serta nifas.


PUASA RAMADHAN

Puasa Ramadhan termasuk dalam 5 (lima) rukun Islam. Rasulullah SAW mendapat perintah puasa Ramadhan pada bulan Sya'ban tahun ke 2 Hijriah. Maka semasa hidupnya,  Rasulullah SAW hanya sempat menjalani 9 (sembilan) kali puasa Ramadhan. Delapan diantaranya bersifat 'naqis' (bulan Ramadhan hanya 29 hari)  dan hanya satu kali puasa 'kamil' (bulan Ramadhan mencapai 30 hari). Catatan tentang puasa Ramadhan yang pernah dijalani Rasulullah SAW tadi menjadi rujukan bahwa jumlah hari antara bulan Ramadhan  dapat berbeda dan  perbedaan itu tidak berpengaruh pada nilai keutamaan Ramadhan-Ramadhan itu sendiri.


DALIL PUASA RAMADHAN

Dalil yang menerangkan tentang perintah berpuasa secara umum disebutkan dalam QS. Al-Baqarah :  183

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sedangkan dalam Al Fiqh Al Manhaji disebutkan dalil yang lebih tepat tentang kewajiban puasa Ramadhan adalah."

Dalil tentang perintah berpuasa di bulan Ramadhan termuat dalam QS. Al-Baqarah :  185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ  .
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah".

dan hadits Nabi Muhammad SAW:
بُنِيَ الْإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ، و إِقَامِ الصَّلاَةِ وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ و الْحَجِّ وَ صَوْمِ رمضَانَ (رواه البخارى و مسلم)
Keberislaman itu dibangun atas lima perkara: Bersyahadat, mendirikan shalat,  menunaikan zakat,  pergi haji,  dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR Bukhari/8 dan Muslim/16).

Rujukan:
الدكتور مصطفى الخن و صديقيه، الفقه المنهجى على مذهب الامام الشافعى، المجلد الأول، الفطرة، سرباي

(Bersambung)
Wallahu a'lam bishshawab

AJF

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN PERJALANAN ZIARAHI PARA KEKASIH (Bagian 1)

RATIB AL HADDAD LI QUTHBI AL IRSYAD WA AL BILAD ALHABIB ABDILLAH IBN ALAWI ALHADDAD

DOA TAHLIL