RISALAH PUASA (2)


PENENTUAN BULAN RAMADHAN

Awal dan akhir Ramadhan ditetapkan dengan dua cara,  yaitu:

1. Ru'yatul hilal
Kegiatan ru'yatul hilal dilakukan pada awal malam ke 29 dari bulan Sya'ban. Hasil dari ru'yatul hilal ini harus dipersaksikan di depan hakim. Dan yang layak diterima kesaksiannya adalah kesaksian orang yang adil atau orang yang dikenal jujur.
Kesaksian orang yang mengaku melihat hilal itu dapat disampaikan hanya dengan kata-kata:

أَشْهَدُ أَنِّى رَأَيْتُ الْهِلاَلَ
"Saya bersaksi sesungguhnya saya telah melihat hilal."

Atau dengan perkataan
وَ أَنَّ غَدًا مِنْ رَمَضَانَ
"Sesungguhnya besok sudah waktunya berpuasa Ramadhan."

Maka sekiranya penyaksi hilal dapat menyebutkan lebih rinci tentang posisi hilal yang dilihatnya,  tentu lebih menguatkan.

2. Menyempurnakan bilangan bulan Sya'ban dari 29 (dua puluh sembilan)  hari menjadi 30 (tiga puluh)  hari. Hal ini bisa terjadi karena hilal belum cukup tinggi posisinya untuk dilihat. Dapat juga disebabkan kegiatan ru'yatul hilal terhalang oleh awan.
Hadits Nabi SAW:

صُوْمُوْا لِلاُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ. فَإِنْ غُمَّ عَلَبْكُمْ فَأَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا.(رواه البخارى و مسلم).
"Berpuasalah kalian (awali Ramadhan) karena hilal telah terlihat,  dan berbukalah (akhiri hitungan bulan Ramadhan) karena hilal telah terlihat. Sedangkan jika panorama malam (awal malam)  tertutup awan maka sempurnakan bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari." (HR. Bukhari/1810 & Muslim/1080).

Hal yang sama berlaku juga pada penetapan akhir Ramadhan. Yaitu dengan menggenapkan jumlah hari menjadi 30 ketika proses ru'yatul hilal di malam ke 29 Ramadhan terhalang oleh awan.

HIKMAH:
Di balik penetapan awal dan akhir Ramadhan dengan menggunakan ru'yatul hilal adalah terkandungnya pesan agar hamba-hamba selalu tawadhu pada ketetapan Allah SWT. Ibadah puasa di bulan Ramadhan pun sangat menekankan hal itu. Bahkan bau mulut pun dipertahankan demi meraih keutamaan ibadah puasa di hadapan Allah. (Bersambung)

Wallahu a'lam bishshawab

AJF

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN PERJALANAN ZIARAHI PARA KEKASIH (Bagian 1)

RATIB AL HADDAD LI QUTHBI AL IRSYAD WA AL BILAD ALHABIB ABDILLAH IBN ALAWI ALHADDAD

DOA TAHLIL